Profil Desa Daseh
Ketahui informasi secara rinci Desa Daseh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Daseh, Pakis, Magelang, sebuah kantong agraris yang tenang di lereng Merbabu. Temukan data geografi, demografi, serta potensi pertanian sayuran dan pesona alamnya yang otentik sebagai cerminan kehidupan pedesaan yang produktif.
-
Lahan Pertanian Intensif
Desa Daseh merupakan kawasan dengan pemanfaatan lahan yang sangat produktif untuk budidaya hortikultura, menjadi salah satu pemasok sayuran penting dari Kecamatan Pakis.
-
Suasana Pedesaan yang Otentik
Desa ini menawarkan ketenangan dan keaslian kehidupan masyarakat lereng Merbabu yang belum banyak tersentuh oleh pengembangan pariwisata masif, menjadikannya destinasi potensial untuk wisata minat khusus.
-
Ketahanan Sosial Berbasis Komunitas
Kekuatan utama desa terletak pada ikatan sosial warganya yang erat dan semangat gotong royong, yang menjadi modal dasar dalam menghadapi tantangan pembangunan dan ekonomi.
Desa Daseh, sebuah permukiman asri yang berada dalam wilayah administratif Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, menampilkan wajah pedesaan lereng Gunung Merbabu yang tenang namun sangat produktif. Jauh dari hiruk pikuk jalur wisata utama, desa ini memfokuskan denyut kehidupannya pada sektor pertanian, yang telah menjadi warisan turun-temurun sekaligus penopang ekonomi utama. Dengan lanskap perbukitan yang dipenuhi ladang sayuran hijau dan udara sejuk yang menyegarkan, Daseh menjadi simbol dari ketekunan dan harmoni masyarakat agraris dalam mengelola karunia alam yang subur.
Geografi dan Kondisi Wilayah
Secara geografis, Desa Daseh terletak di kawasan lereng sebelah barat Gunung Merbabu, menempatkannya pada ketinggian yang ideal untuk pengembangan tanaman hortikultura. Wilayahnya merupakan bagian dari Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Topografi Desa Daseh didominasi oleh kontur tanah miring dan bergelombang, khas area pegunungan. Luas wilayah Desa Daseh tercatat sekitar 255,19 hektare atau setara dengan 2,55 kilometer persegi. Sebagian besar lahan yang ada dimanfaatkan secara intensif sebagai ladang atau tegalan untuk budidaya sayur-mayur.Secara administratif, Desa Daseh dikelilingi oleh desa-desa lain yang juga memiliki karakteristik agraris serupa. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Petung. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Kenalan, Kecamatan Grabag. Sementara itu, batas wilayah di sebelah selatan ialah Desa Gondangsari dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Bawang. Batas-batas administratif ini membentuk sebuah ekosistem sosial-ekonomi di mana interaksi antarwarga desa sering kali terjalin melalui aktivitas pertanian dan perdagangan hasil bumi. Akses menuju desa ini terhubung melalui jalan-jalan sekunder yang kondisinya terus ditingkatkan oleh pemerintah untuk kelancaran mobilitas warga dan distribusi komoditas.
Demografi dan Struktur Sosial
Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Daseh dihuni oleh sekitar 2.894 jiwa. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk di desa ini mencapai angka kurang lebih 1.134 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat hunian yang relatif padat untuk sebuah kawasan perdesaan, di mana pemukiman penduduk dibangun secara berkelompok di antara lahan-lahan pertanian yang luas. Mayoritas kepala keluarga di Desa Daseh menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani.Struktur sosial masyarakat Daseh sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Tradisi gotong royong masih menjadi praktik yang lazim ditemui, terutama dalam pembangunan fasilitas umum, acara hajatan, maupun saat masa panen. Pola kehidupan komunal ini menjadi perekat sosial yang menjaga keharmonisan antarwarga. Meskipun tantangan modernisasi dan migrasi kaum muda ke kota menjadi isu tersendiri, masyarakat Daseh terus berupaya untuk mempertahankan identitas agrarisnya. Peran tokoh masyarakat dan lembaga desa menjadi sangat sentral dalam menavigasi perubahan sosial sambil tetap memelihara kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur.
Perekonomian: Pertanian sebagai Jantung Kehidupan
Perekonomian Desa Daseh secara fundamental digerakkan oleh sektor pertanian. Lahan subur warisan aktivitas vulkanik Merbabu menjadi modal utama yang tiada tara. Para petani di Daseh dikenal ulet dan terampil dalam membudidayakan berbagai jenis sayuran dataran tinggi yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Komoditas yang dominan dikembangkan antara lain adalah kubis, sawi, kentang, wortel, dan aneka jenis cabai. Sistem pertanian yang diterapkan umumnya masih bersifat konvensional, namun adaptasi terhadap penggunaan bibit unggul dan pupuk yang lebih efisien terus dilakukan untuk meningkatkan hasil panen.Roda perekonomian berputar paling kencang saat musim panen tiba. Para tengkulak dan pedagang dari berbagai pasar di Magelang, bahkan dari luar kota, akan datang langsung ke desa untuk membeli hasil bumi. Siklus ini menciptakan lapangan kerja musiman dan mendistribusikan pendapatan bagi sebagian besar warga. Dalam sebuah kesempatan, seorang pejabat dari dinas terkait menyatakan, "Desa-desa di Kecamatan Pakis, termasuk Daseh, adalah tulang punggung pasokan sayuran. Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung petani melalui penyuluhan, bantuan alat pertanian, dan perbaikan infrastruktur jalan usaha tani agar produktivitas dan kesejahteraan petani terus meningkat." Komitmen ini menjadi harapan bagi para petani Daseh untuk dapat terus bersaing dan berkembang.
Potensi Tersembunyi: Pesona Alam dan Kehidupan Otentik
Berbeda dengan beberapa desa tetangganya yang mulai dikenal sebagai destinasi wisata, Desa Daseh masih menyimpan potensinya dalam keheningan. Daya tarik utama desa ini bukanlah pada objek wisata buatan, melainkan pada pesona alamnya yang asli dan suasana kehidupannya yang otentik. Hamparan ladang sayuran yang membentuk mozaik hijau di lereng perbukitan menawarkan pemandangan yang menyejukkan mata. Suasana yang tenang, jauh dari kebisingan, menjadikan Daseh lokasi yang potensial untuk pengembangan wisata minat khusus, seperti wisata pedesaan (rural tourism) atau ekowisata.Pengunjung yang datang dapat merasakan pengalaman langsung kehidupan petani Merbabu, berjalan-jalan menyusuri jalan setapak di antara kebun-kebun, serta berinteraksi dengan keramahan warga lokal. Potensi ini dapat dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) desa untuk menciptakan paket-paket wisata edukatif yang tidak mengganggu aktivitas utama pertanian dan tidak merusak lingkungan. Pengembangan pariwisata secara perlahan dan berbasis komunitas akan menjadi kunci untuk memberikan nilai tambah ekonomi tanpa harus mengorbankan kearifan dan keaslian yang menjadi kekuatan utama Desa Daseh.
Pemerintahan Desa dan Pembangunan Lokal
Pemerintah Desa Daseh memegang peranan krusial dalam mengarahkan pembangunan dan melayani kebutuhan masyarakat. Alokasi Dana Desa menjadi instrumen utama untuk merealisasikan berbagai program pembangunan prioritas. Fokus utama pembangunan infrastruktur di Daseh ialah pada peningkatan kualitas jalan desa dan jalan usaha tani. Jalan yang baik tidak hanya mempermudah mobilitas warga, tetapi juga secara langsung mengurangi biaya logistik pengangkutan hasil panen, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan bersih petani.Di samping pembangunan fisik, program pemberdayaan masyarakat juga menjadi perhatian. Ini mencakup pembinaan untuk kelompok wanita tani (KWT) dalam mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, dukungan untuk kegiatan kepemudaan melalui karang taruna, serta peningkatan layanan kesehatan dasar melalui posyandu. Dengan tata kelola yang transparan dan akuntabel, Pemerintah Desa Daseh berupaya memastikan bahwa setiap program yang dijalankan dapat dirasakan manfaatnya secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Menjaga Keseimbangan untuk Masa Depan
Sebagai penutup, Desa Daseh merupakan contoh ideal dari sebuah desa agraris yang berhasil menjaga ritme kehidupannya di tengah perubahan zaman. Kekuatan utamanya terletak pada sumber daya alam yang subur dan sumber daya manusia yang ulet. Tantangan ke depan bagi Daseh ialah bagaimana meningkatkan skala ekonomi pertaniannya melalui modernisasi, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan dan tatanan sosial yang harmonis. Potensi pariwisata yang dimiliki harus dikelola dengan sangat hati-hati agar tidak menggerus otentisitas yang justru menjadi daya tariknya. Dengan perencanaan yang matang dan partisipasi aktif dari seluruh warganya, Desa Daseh memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan, seraya tetap mempertahankan keheningan produktifnya di lereng Merbabu.
